Jangan Cemburu Padanya

Jangan sekalipun kau marah padaku,
kalau orang ketiga itu hadir di tengah-tengah kebahagian kita.
Dia tak bermaksud menghancurkan rumah tangga kita..
Maafkan aku sayang.. kalau kamu harus berbagi hatiku dengannya.

Hatiku cuma ada satu..
dan terpaksa kamu harus rela berbagi dengannya..
Maafkan atas khilafku ini.. aku tak bisa memenuhi janjiku untuk selalu setia padamu.
Hanya memberikan hatiku padamu..
Itu dulu sayang, sebelum aku mengenal sosok dia yang sekarang..
Dan sekarang, aku mantap untuk membagi hatiku..

Baca lebih lanjut

Katak Ingin Jadi Lembu

* maaf, kalo jadi cerita fabel… xixixixi

Di suatu hutan hiduplah seekor katak jantan. Suatu hari saat berada di pinggir danau, dia melihat seekor lembu sedang minum air danau tersebut. Dia merasa kagum dengan tubuh lembu yang terlihat kuat dan gagah. Katak itu berpikir, seandainya tubuhnya sebesar lembu itu, sudah barang tentu hewan-hewan lainnya akan merasa hormat dengan si katak. Terus saja si katak memperhatikan lembu yang sedang asyik melepaskan dahaga.

“ Hai lembu..”, sapa katak tiba-tiba.

“ Eh, katak.. kau mengagetkanku saja. Ada apa? “, rupanya dari tadi lembu tidak tahu kalo katak memperhatikannya.

“ Lembu, tubuhmu bagus sekali. Begitu kuat dan gagah. Aku ingin memiliki tubuh sepertimu “

Baca lebih lanjut

Kenapa ya Allah…??????

Rasa letih membuatku menepi, mencari perlindungan di bawah pohon besar di ujung jalan. Aku lepaskan segala penat dan lelahku sejenak, sebelum akhirnya aku lanjutkan kembali pekerjaanku untuk mencari botol-botol bekas yang dapat dijual. Ya.. aku memang seorang pemulung. Sebenarnya keluargaku adalah keluarga yang mampu. Punya rumah besar beserta simpanan sawah yang 2 patok. Seharusnya dengan kondisi seperti itu, tak membuatku terlunta-lunta di jalanan seperti ini, melakukan pekerjaan yang sebagian orang pasti akan menganggap hina. Sebagai seorang pemulung. Tapi kondisilah yang membuat aku bernasib seperti ini. Keluarga menolakku lantaran aku bukanlah seorang gadis yang sempurna. Aku cacat sejak lahir. Dengan kondisi kaki pincang dan daya pikir yang agak kurang, bicaraku pun juga agak cedal. Aku tahu mereka malu dengan kondisiku. Aku bisa mengerti semua itu.

Saat aku mulai beranjak dewasa aku sudah membiasakan diri untuk hidup mandiri. Aku sadar, aku tak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari seorang pemulung, tapi semua itu aku lakukan agar aku tak merepotkan keluargaku. Keluarga yang malu mengakui bahwa aku bagian dari hidup mereka. Sampai umurku hingga kepala tiga, aku masih tetap melakukan pekerjaan ini. Aku mulai berangkat jauh sebelum sang fajar menampakkan sinarnya. Dengan tertatih-tatih aku membawa karung untuk mengumpulkan botol-botol bekas. Baca lebih lanjut