Kebayang ga sih ada perusahaan yang mempekerjakan karyawannya 20 jam perhari?? Jika Anda mendapatkan tawaran tersebut dengan gaji yang cukup menjanjikan, apa Anda langsung akan menerimanya? Saya yakin Anda pasti akan berpikir berulang-ulang, mengingat jam kerja yang mencekek leher. Apalagi jika jam kerjanya 24 jam perhari. Tapi jangan tanyakan semua itu pada seorang ibu. Karena profesi seorang ibu itu jam kerjanya 24 jam perhari. Dan seorang ibu ternyata kuat menghadapi jam kerja yang tak pernah putus.
Monthly Archives: Oktober 2010
Pilu..
Satu lagi…
Harus kulewati jalanan terjal dengan kerikil tajam
Yang kalau aku lewat pasti kakiku akan berdarah
Tapi jika aku hanya diam terpaku melihatnya
Aku tak kan bisa menempuh tempat tujuanku.
Masih jauh kaki ini harus melangkah
Ingin rasa hati berputar balik arah
Ke tempat nyaman yang pernah aku singgahi
Tapi apa aku bisa menemukan pelajaran baru jika aku terus terdiam?
Ajarlah aku untuk menjadi sabar ya Allah..
Meski tak sedikit kuteteskan air mata ini.
Tuntunlah aku menuju jalan emasMu ya Allah,
Meski aku harus berjalan lambat dan tertatih
Ya Allah, berjanjilah Engkau tetap bersamaku
Hingga raga ini tak mampu lagi bercerita.
Mawar Itu Telah Layu
Sejak dua hari yang lalu, terlihat kesibukan oleh para tetangga di rumah Pak Kiman. Dan puncaknya adalah hari ini. Pak Kiman mengadakan pesta besar-besaran untuk menikahkan putri satu-satunya. Maklumlah Pak Kiman termasuk salah satu orang berada di kampung itu. Suka cita tergambar jelas di raut wajah Pak Kiman, beserta istri. Terlebih Mawar, putri yang akan menikah hari ini. Mawar akan menjadi ratu dalam sehari.
“Kamu sudah siap kan, nduk?” tanya ibunya
Mawar yang sudah siap dengan dandanannya hanya tersenyum dan mengangguk. Mawar terlihat sangat anggun dengan kebaya putih dan roncean melati di sanggulnya.
Tak salah jika Arman, pemuda kampung sebelah jatuh hati pada Mawar.
Sebenarnya hubungan mereak sudah berlangsung lama, tiga tahunan menurut pengakuan Mawar. Hanya saja, waktu itu Arman harus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu. Tak dapat tergambarkan betapa bahagianya hati mereka berdua ketika orang tua Arman meminang Mawar. Gayung pun bersambut. Akhirnya resepsi diadakan tak lama setelah Arman lulus kuliah.
Biarkan Saja
Tak perlu kau tahu sedihku..
Tak perlu kau hiraukan tetes air mata ini..
Dustamu sudah cukup mewakili dirimu..
Mengejekku dalam keterpurukan
Menertawakan aku di tengah kepingan hatiku yang tercecer
Satu persatu aku kumpulkan kepingan itu,
meski ku tahu tak kan kudapatkan bentuk yang sempurna