Di sebuah taman yang rindang berkumpulah sekelompok orang tua yang membawa baki di masing-masing tangannya. Mereka antri bak layaknya orang-orang yang sedang antri sembako. Saat nama mereka dipanggil oleh malaikat yang bertugas, mereka mendapatkan hadiah dan diletakkan di baki yang mereka bawa. Setiap yang menerima pasti tersenyum gembira.
Ada yang menerima satu bingkisan, dua bingkisan, bahkan ada yang hampir sebaki penuh. Betapa riangnya hati mereka. Karena bingkisan itulah yang membuat mereka merasa betah di taman ini. Mereka merasa tenang dan damai.
Tapi tidak dengan Pak Karto. Sejak kepindahannya ke taman ini, dia tak pernah sekalipun mendapat bingkisan seperti teman-temannya. Hatinya sungguh gelisah, sedih, dan setiap hari hanya menangis.
“Buat apa saya tinggal di taman yang indah ini, kalau tak ada satupun kiriman hadiah buat saya? Dimana dia, anakku?” keluhnya pada Pak haji Syamsudin suatu hari.